Srigalaitu mengetuk Pintu rumah Domba. "Anak-anak ku buka pintunya sekarang, ini ibu nak" Mendengar itu anak domba yang bungsu langsung pergi mendekati pintu untuk membukanya. melihat adik nya langsung mendekati pintu, kakak laki-laki sulungnya langsung menghentikan langkahnya. Adik. Tunggu dulu, jangan asal buka dulu.
Untuk yang gemar membaca dongeng, sudahkah kamu baca kisah Gajah dan Monyet yang licik? Kalau belum, mending langsung saja baca keseruan kisahnya di artikel ini. Nggak cuma kisahnya aja, ada pula ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya. Membaca dongeng adalah contoh kegiatan positif untuk mengisi waktu luang. Ada banyak dongeng yang bisa kamu pilih untuk menemani harimu, salah satunya adalah cerita Gajah dan dongeng tentang hewan memiliki beragam versi. Lewat artikel ini, kami akan memaparkan cerita tentang seekor gajah baik bernama Eli dan seekor monyet licik bernama menganggap Momon adalah teman baiknya. Tapi ternyata Momon tak sebaik itu. Kalau ingin membaca keseruang dari dongeng Gajah dan Monyet ini, lanjutkan baca artikel ini, yuk! Selain kisahnya kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu, di sebuah hutana yang lebat hiduplah seekor Gajah bernama Eli. Ia adalah gajah yang baik hati, polos, dan suka menolong. Setiap hari, ia berkeliling hutan untuk mencari makan dan membantu hewan-hewan lain yang membutuhkan pertolongan. Berbeda dengan dirinya, ada pula seekor monyet bernama Momon yang amat sangat licik. Semua hewan menjauhinya karena ia kerap berbuat jahat. Bahkan, seekor kelinci pernah terjatuh dalam gua karena kejahilan Momon. Pada suatu musim kemarau, Eli bertemu dengan Momon di tepi danau tempat para binatang biasa mencari makan. Momon dengan ramah menyapa Eli. “Hai, Eli. Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Momon. “Tentu saja aku ingin mencari makan. Kalau kau?” jawab Eli. “Em, aku juga sedang mencari makan. Gimana kalau kita saling membantu untuk mendapatkan makanan?” tanya monyet itu. “Bekerja sama? Apa maksudmu?” Eli bingung dengan pernyataan Momon. “Jadi, sebenarnya di seberang danau ini ada pepohonan yang buah-buahnya sudah matang. Namun, pohon-pohon itu sangatlah tinggi, kau tak akan bisa meraihnya dengan belalaimu,” jelas Momon. “Oleh karena itu, aku akan memanjat pepohonan itu. Lalu, kamu memungutnya dari bawah. Kita akan memakannya bersama-sama,” imbuhnya. “Wah ide bagus, Momon. Kurasa kau tak sejahat seperti yang hewan-hewan lain katakan,” jawab Eli percaya dengan perkataan Momon. “Aku sebenarnya hewan baik. Hanya saja mereka tak melihat kebaikanku,” ucap monyet itu berusaha meyakinkan Eli. “Kalau begitu, ayo, kita segera menyeberangi danau ini dan mulai mencari makanan,” ajak Eli. “Tunggu dulu. Aku harus menaiki punggungmu agar bisa menyeberangi danau ini. Sebab, aku tak bisa menyeberang sendirian. Kita harus saling membantu, kan?” jelas Momon. “Tentu saja, ayo, lekas naik ke punggunggku,” jawab Eli. Baca juga Cerita Dongeng Kakek Pemekar Bunga dari Jepang Beserta Ulasan Menariknya, Kisah Pengingat untuk Selalu Berbuat Baik dengan Ketulusan Momon Mengelabuhi Eli Momon lalu menaiki punggung Eli dan mereka pun mulai menyeberang. Eli tak tahu bila Momon sangat licik. Ia mengira monyet itu adalah sosok yang baik dan cerdas. Setibanya di seberang danau, Eli merasa kagum karena banyak sekali pepohonan buah-buahan. Ada mangga, pisang, apel, dan lain-lain. “Wah, benar katamu, Mon. Di sini pohonnya rimbun dan banyak buah. Aku sudah sangat lapar dan ingin segera menyantapnya,” ucap Eli. “Benar, kan, kataku. Untung aku mengajakmu ke sini. Seperti yang aku bilang, pohon-pohon di sini sangatlah tinggi. Jadi, kau tunggu di bawah dan aku akan memanjat pohon-pohon ini. Aku akan menjatuhkan buah-buahan yang aku petik dan tugasmu adalah mengumpulkannya,” jelas Momon. Eli mengangguk tanda mengerti maksud dari monyet itu. Ia pun menanti di bawah pohon mangga, sementara Momon memanjatnya. Setelah lama menunggu, perut Eli pun makin kelaparan. Ia lalu memanggil si monyet. “Momon? Di mana kau? Kenapa kau tak jua menjatuhkan buahnya?” tanya Eli. “Tunggu sebentar, aku harus naik lebih atas agar mendapatkan buah yang manis dan nikmat,” jawab Momon. Eli pun sabar menunggu. Beberapa menit kemudian, Momon masih belum menjatuhkan satu pun buah. Eli lalu memanggilnya lagi, “Momon. Mana buahnya?” Kali ini, tak ada suara jawabana dari monyet itu. Eli kembali mengambil, “Momon? Apakah kau mendengarku?” Eli masih berpikir positif, Ia lalu mengitari pohon itu untuk mencari-cari barangkali ada buah yang terjatuh. Rupanya, tak ada satu pun buah di sekitar pohon itu. Tiba-tiba saja, ada suara Momon dari kejauhan. “Hai, Eli! Terima kasih atas tumpangannya tadi, ya. Aku akan memakan buah-buah ini sendirian. Kamu carilah makan sendiri. Hahahaha,” ujar Momon. Eli pun sadar jika Momon telah membohonginya. “Ternyata ia membohongiku. Betapa bodohnya aku,” ucap Eli bersedih. Bertemu Monyet Baik Perut Eli sangatlah lapar. Ia mencoba meraih buah mangga dengan belailainya, tapi gagal. Tak lama kemudian, ada seekor monyet lain bernama Rara. “Hai, Eli. Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya. “Hai, Rara. Momon menipuku. Katanya ia mau memetik buah untukku, tapi ternyata aku dibohongi,” jelas Eli. “Momon memang licik, Eli. Kau tak seharusnya membantunya. Aku akan memetik beberapa buah untukmu. Tunggulah di sini,” ucap Rara. Monyet baik itu lalu memanjat pohon dan memetik beberapa buah untuk Eli. Akhirnya, Eli tak lapar dan tak bersedih lagi. Ia juga telah mendapatkan sahabat baru. Momon si licik pun tak lagi mendapatkan teman. Tak ada satu pun orang yang mau percaya dengannya. Sehingga, ke mana-mana ia hanya sendirian. Unsur Intrinsik Cerita dongeng Gajah dan Monyet di atas seru banget, kan? Untuk menambah wawasanmu, yuk, simak ulasan unsur intrinsiknya di bawah ini; 1. Tema Inti cerita atau tema dari dongeng Gajah dan Monyet ini adalah tentang pengkhianatan. Seekor monyet tega memanfaatkan kebaikan gajah demi mendapatkan keuntungannya sendiri. 2. Tokoh dan Perwatakan Sesuai judulnya, tokoh utama dalam dongeng ini adalah seekor monyet dan gajah. Tokoh protagonisnya adalah si gajah bernama Eli. Ia digambarkan sebagai sosok yang baik, polos, dan lugu. Monyet alias Momon adalah tokoh antagonis dalam dongeng ini. Ia adalah sosok yang licik dan pembohong. Ada pula monyet baik bernama Rara yang pada akhirnya membantu Eli dan mereka pun bersahabat. 3. Latar Kebanyakan dongeng hewan berlatar tempat di hutan. Begitu pula dengan latar cerita dongeng sang Gajah dan Monyet ini. Secara detail, dongeng ini juga terjadi di sebuah danau di dalam suatu hutan. 4. Alur Cerita Dongeng Gajah dan Monyet Alur cerita dongeng ini adalah maju. Cerita bermula dari seekor monyet bernama Momon yang tak bisa menyeberang danau untuk mencari makan. Ia lalu memanfaatkan kebaikan seekor gajah bernama Eli untuk membantunya menyeberang. Ia berkata akan memetik beberapa buah untuk dimakan bersama. Eli yang baik dan polos pun mau membantunya. Momon naik ke punggungnya dan mereka pun menyeberang. Sesampainya di tempat yang dipenuhi pepohonan berbuah, Momon mulai memanjat. Eli menunggu di bawah. Tugasnya adalah memungut dan mengumpulkan buah-buahan yang Momon petik. Namun, Momon berbohong. Ia tak menjatuhkan buah, melainkan memakannya sendiri di atas pohon. Barulah Eli sadar bila Momon telah menipunya. Untung saja ada seekor monyet lain bernama Rara yang mau menolong Eli, sehingga mereka pun bersahabat. Lalu, tak ada satu pun hewan yang mau berteman dengan Momon. Mereka tahu ia adalah monyet licik yang tak layak dapatkan teman. 5. Pesan Moral Amanat atau pesan moral apa sajakah yang bisa kamu petik dari cerita dongeng ini? Nilai moralnya adalah jangan jadi seperti Momon yang licik dan jahat. Akibatnya, ia tak mempunyai teman sama sekali. Selain itu, sesama makhluk hidup kita harus saling membantu. Jika mau mendapatkan pertolongan dari seseorang, kamu juga harus dengan tulus menolong orang lain yang butuh bantuan. Bukan malah memanfaatkan orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Selain unsur intrinsik, cerita dongeng panjang tentang hewan ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral. Baca juga Kisah Dongeng Hercules dari Mitologi Romawi dan Ulasan Menariknya, Cerita Jalan Hidup Pahlawan Pemberani Setengah Dewa Fakta Menarik Usai membaca cerita fabel panjang Gajah dan Monyet ini, kamu mungkin jadi penasaran dengan fakta menariknya. Berikut ulasannya; 1. Ada Versi Lain Sumber Youtube – Short Story for Kids Biasanya dongeng memang punya beragam versi. Begitu pula dengan cerita dongeng Gajah dan Monyet ini. Ada versi lain yang mengisahkan bahwa Gajah dan Monyet awalnya bersahabat. Ke mana-mana mereka selalu bersama. Hingga suatu hari, si Gajah mengatakan kalau dirinya sangatlah kuat. Ia bisa mengangkat batang pohon yang besar. Namun, ia berjalan dengan sangat lambat. Tak ingin kalah dengan temannya, Monyet pun membanggakan dirinya. Ia mengatakan bahwa dirinyalah hewan paling cepat di hutan ini. Gajah lalu berkata bila menjadi kuat lebih baik daripada menjadi hewan yang cepat. Tentu saja Monyet tak terima. Baginya, menjadi cepat lebih baik daripada kuat. Perseteruan itu tak kunjung selesai. Mereka sama-sama ingin dianggap jadi yang terbaik. Karena tak ada yang mau mengalah, mereka lalu menemui si Burung Hantu yang bijaksana. Mereka ingin tahu, menurut Burung Hantu mana yang lebih hebat, apakah kuat atau cepat. Burung Hantu meminta mereka untuk mengambil buah apel di seberang sungai. Barulah ia akan menjawab pertanyaan mereka. Dengan sangat cepat mereka berlari menuju ke seberang sungai untuk mengambil buah. Namun, si Monyet tak bisa menyeberang. Arus sungai terlalu kencang, ia takut jika terbawa alirannya. Lalu, si Gajah memintanya untuk naik ke punggung. Mereka pun menyeberangi sungai bersama-sama. Setelah sampai di pohon apel, Gajah bingung karena ia tak bisa meraih buah-buah itu. Monyet pun membantunya memetik beberapa apel. Setelah kembali, barulah mereka sadar. Dengan kelebihan masing-masing, mereka bisa saling melengkapi. Baca juga Kisah Iblis dengan Tiga Rambut Emas Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng Seorang Raja yang Ingin Melenyapkan Pangeran Baik Hati Bagikan Cerita Dongeng Gajah dan Monyet ke Teman-Temanmu Demikianlah artikel tentang cerita dongeng Gajah dan Monyet beserta ulasan lengkapnya. Kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, jangan ragu tuk membagikannya ke teman-temanmu, ya. Buat yang butuh cerita lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena. Ada banyak dongeng yang bisa kamu baca, seperti kisah Putri Cermin Ajaib, Petter Rabbit, dan kisah Peter Pan. Selain dongeng, ada pula cerita rakyat Nusantara yang cukup menarik tuk kamu simak. Beberapa di antaranya adalah legenda Batu Menangis, asal usul Kota Salatiga, kisah Danau Toba, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Adalaba-laba ajaib! Sarangnya terbuat dari emas,"Tak lama terdengar suara anak-anak. Laba-laba terkejut sekali. "Oh, jadi inikah keajaiban yang diberikan Peri Bintang kepadaku," pikir Laba-laba dalam hati. "Wah! Benar-benar emas murni! Ayo kita tangkap laba-laba ini. la akan membuat kita kaya!" usul salah seorang anak.
Cerita ini bisa dijadikan dongeng sebelum tidur bagi si kecil. Cerita tentang kebaikan hati seekor gajah yang kuat dan besar. Dongeng Sebelum Tidur Gajah Yang Baik Hati Dongeng Sebelum Tidur Gajah Yang Baik Hati Suatu hari ada seekor Gajah. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Belalainya sangat panjang dan kuat. Sepasang gading yang besar dan kokoh. Gajah itu sangat baik hati. Ia selalu memberikan makanan kepada binatang-binatang yang kelaparan. Dan ia pun selalu memberikan pertolongan kepada mereka yang kesusahan. Baik binatang yang besar maupun binatang kecil seperti tikus dan semut. Pada suatu hari. Gajah mengadakan perjalanan yang sangat jauh, ia berkeliling hutan dan bertemu dengan Harimau yang sedang kesakitan. Karena terkena pohon yang yang jatuh. ’Gajah… gajah…., tolong aku!’’ kata Harimau menahan rasa sakit. Mendengar teriakan Harimau. Gajah itu langsung mengangkat pohon yang menghimpit tubuh Harimau dengan belalainya. ’Terima kasih kawan!’’ ucap Harimau ’Seandainya kamu tidak segera datang menolongku, mungkin aku sudah mati karena tertindih pohon yang sangat besar. Sekali lagi terima kasih Gajah.’’ ’Kamu harus bersyukur karna masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan.’’ Kata Gajah. ’Ya kamu benar Gajah. Rasanya tidak mungki ada binatang lain yang sanggup menolongku untuk mengangkat pohon sebesar itu. Selain kau.’’ ’Sudahlah kita hidup harus saling tolong menolong.’’ Meskipun Gajah memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh binatang lain tetapi Gajah tetap rendah hati. Tidak menyombongkan diri. Gajah pun pergi meneruskan perjalanannya. Tidak jauh dari tempat Harimau. Gajah bertemu seekor Kancil yang sedang asyik menikmati mentimun di kebun Pak Tani. ’Perutku sekarang sudah kenyang. Aku harus segera mencari air untuk minum.’’ Si Kancil segera meninggalkan kebun itu. Ia berjalan kearah sungai untuk minum. Setelah berjalan sampai disungai, ia tidak mendapatkan air sedikitpun. Air sungai kering sehingga tidak ada air yang dapat ia minum untuk membasahi tenggorokannya yang mulai kering. Kancil berkeliling hutan untuk mencari air minum. Kancil merasa kecewa karena pada saat tiba di pinggir rawa dan tepi danau tidak mendapatkan air sedikitpun. Satu-satunya yang belum ia kunjungi adalah sebuah kolam besar yang berada di tengah hutan.’’Sekarang aku harus segera pergi ke kolam yang besar itu. Mungkin saja disana masih banyak air yang bisa ku minum. Mungkin disana aku mendapatkan air minum yang segar!’’katanya dalam hati. Setelah beberapa saat si Kancil berjalan melewati pohon-pohon jati. Sampailah di kolam itu. ’Ternyata benar dugaanku. Masih ada air di kolam ini’’ gumam si Kancil. Sebenarnya kolam itu sangat kecil dan cukup dalam ketika musim hujan. Tetapi karena musim kemarau air kolam tersebut tinggal separo sehingga terlihat seperti kolam yang besar. Tanpa berpikir panjang si Kancil langsung terjun kedalam kolam. Ia merasa sangat gembira karena mendapatkan air minum. Ia minum dengan sepuas-puasnya. Tenggorokkanya sudah basah dan tenaganya sudah pulih kembali. Badanya kini menjadi segar. Adik-adik yang baik fabel dongeng sebelum tidur gajah yang baik hati akan bersambung di cerita anak selanjutnya yaitu , jangan sampai ketinggalan yah
Parapelaku yang terlibat di dalam suatu cerita (binatang) watak tokoh : Contoh cerita fabel yang keempat tentang gajah yang baik hati, sebagai berikut. Watak tokoh yang digambarkan ada yang baik dan ada yang buruk. Watak yang digambarkan oleh para tokoh (binatang) seperti karakter manusia yaitu baik, buruk, penyabar, pemarah, dan lain sebagainya.
Cerita Fabel Gajah Yang Baik Hati dongeng gajah yang baik hati
Untukkamu yang belum tahu tentang cerita dongeng gajah dan semut, kali ini kami akan membahas tentang cerita dongeng gajah dan semut yang memiliki pesan moral yang juga baik untuk menjadi pendidikan. Dan ini adalah cerita dongeng gajah dan semut. Pada suatu hari, kancil sedang mencari makanan disebuah bukit.
Ada beragam cerita dongeng hewan yang kisahnya seru dan mengandung pesan positif. Salah satu contohnya adalah cerita fabel Gajah dan Kelinci. Keseruan kisahnya bisa kamu simak di artikel ini. Kelinci kerap menjadi karakter hewan dalam sebuah dongeng. Biasanya, binatang bertelinga panjang itu digambarkan sebagai sosok yang licik dan sombong. Namun, dalam cerita fabel berjudul Gajah dan Kelinci, ia memiliki sifat yang kelinci digambarkan sebagai sosok yang baik hati, cerdas, dan suka menolong sesama hewan. Ia bahkan bisa membuat seekor harimau jahat ingin membaca keseruan cerita fabel Gajah dan Kelinci, langsung saja baca artikel ini. Selain kisahnya, kami juga telah memaparkan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu, ada seekor kelinci bernama Keken. Karena sempat terjatuh, kakinya terluka dan ia kesulitan berjalan. “Susah sekali punya kaki yang sakit. Aku jadi tak bisa lompat ke sana ke mari,” ucap Keken. Pada suatu pagi, Keken pergi ke tepi sungai untuk minum air. Namun, ia mengalami kesulitan. “Aduh, aku tak bisa meraih air gara-gara kakiku sakit. Bagaiamana ini,” ucapnya bingung. Ia lalu pergi dari tepi sungai untuk mencari bantuan. Ketika berjalan mencari bantuan, ia tiba-tiba bertemu dengan seekor kambing buta bernama Binggo yang terkujur lemas. “Hai, Binggo, kenapa kau tampak sangat lemas? Ada apa denganmu? Kau butuh bantuan?” tanya Keken cemas. “Aku sangatlah kehausan, Ken. Aku tak tahu apakah sudah hampir tiba di sungai atau belum,” ucap Binggo. Keken hanya tersenyum. Ia tahu bahwa sungai tak jauh dari tempat Binggo terkapar. Binggo punya kaki tapi tak bisa melihat. Sedangkan dirinya punya mata, tapi kakinya tak sempurna. Ia pun segera menolong Binggo menuju sungai. Lalu, mereka pun minum sepuasnya. “Terima kasih Ken karena kamu telah menolongku,” ucap Binggo pada kelinci. “Kembali kasih, Bing. Aku pun juga berterima kasih padamu. Tanpamu, aku tak bisa meraih air di sungai ini,” jawab Keken. Baca juga Cerita Gajah Mada dan Pencuri Misterius Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng Klasik Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit Saling Membantu Setelah puas minum, Keken mendapatkan ide bagus. Ia yang kakinya tak sempurna dan Binggo yang tak bisa melihat bisa bekerja sama. Mereka bisa saling bantu dan saling menguntungkan. Kelinci pun kembali tersenyum senang dengan idenya. “Bing, aku punya sebuah ide. Bagaimana kalau kita bekerja sama? Aku membantumu dan kamu membantuku,” ucap Keken. “Apa maksudmu, Ken?” tanya Binggo bingung. “Kau buta sedangkan aku pincang sehingga tak bisa berjalan dengan lancar. Jadi, kau bisa membantuku dengan kakimu, sementara aku membantumu dengan mataku,” jelas kelinci. “Tampak sangat menarik. Tapi, bagaimana caranya, Ken?” ucap kambing itu. “Caranya sangat mudah, Kawan. Aku bisa duduk di atas punggungmu dan aku akan mengarahkan ke mana saja kita akan pergi. Sehingga, kau membantuku dengan kakimu dan aku membantumu dengan mataku,” jawab Keken dengan sangat ramah. Mendengar penjelasan Keken, Binggo merasa sangat senang. Ia menerima ide cemerlang Keken itu. “Idemu sangat bagus, Ken. Mari kita bersahabat dan saling membantu,” ucap Binggo dengan senang. “Jadi, kau setuju dengan ideku, kan?” tanya Keken memastikan, “Tentu saja! Cepatlah naik ke atas punggungku,” kata si kambing. Keken merasa sangat senang. Bukan hanya karena ia bisa berjalan di atas punggung Binggo, tapi juga karena ia mendapatkan sahabat baru. Binggo pun merasa gembira karena ia mendapatkan sahabat. “Kawan, seandainya kau tak datang menolongku, mungkin aku sekarang sudah mati karena dehidrasi,” ucap Binggo sambil terus berjalan. “Oh, lupakan semua itu, Kawan. Aku hanya kebetulan lewat dan melihatmu. Urusan mati dan hidup adalah kehendak Tuhan,” jawab Keken dengan bijak. Sejak saat itu, Binggo dan Keken bersahabat. Ke mana-mana, mereka selalu bersama dan saling membantu. Baca juga Cerita Rakyat Urashima Taro dari Jepang dan Ulasan Menariknya, Kisah Seorang Nelayan Baik Hati yang Tak Bisa Menjaga Janji Melihat Seekor Gajah Menangis Pada suatu pagi, Keken dan Binggo berjalan-jalan ke tempat yang sangat indah. Kelinci menceritakan keindahan alam yang ia lihat agar sahabatnya pun dapat merasakan keindahan alam tersebut. “Bing, di depan kita terdapat rerumputan yang sangat hijau. Selain itu, ada pula bunga-bunga dengan warna yang indah sedang bermekaran. Pohon-pohon juga sangat rimbun,” jelas Keken. “Wah, hanya dari penjelasanmu saja, aku bisa merasakan betapa indahnya pemandangan alam di depan kita,” ucap Binggo senang. Saat mereka sedang menikmati alam, tiba-tbia saja Keken melihat seekor gajah yang sedang duduk di tepi jalan. Gajah itu sedang menangis. “Sahabatku, tak jauh dari tempat kita duduk, ada seekor gajah yang tampaknya sedang menangis,” ucap Keken. “Kenapa ia menangis?” tanya Binggo. “Aku juga tak tahu. Mari kita dekati dia dan tanyakan langsung kepadanya,” jawab Keken. Setelah itu, mereka pun berjalan mendekat si Gajah. Sesampainya di sana, Keken yang baik langsung bertanya. “Hai, Gajah. Aku Keken dan ini temanku Binggo. Siapa namamu? Kenapa kau menangis?” tanya Keken. “Hai, Keken dan Binggo. Namaku Ele. Aku menangis karena harimau akan membunuhku,” ucap Ele sambil menyeka air matanya. “Kenapa ia ingin membunuhmu?” tanya Binggo. “Pagi ini aku mencari makan untuk anak-anakku di hutan sana. Tapi, tiba-tiba saja seekor harimau menangkapku. Ia ingin membunuh dan memakanku. Lalu, aku teringat anak-anak yang sedang menungguku. Karena itu, aku memohon padanya untuk pulang dahulu dan berpamitan pada anak-anakku. Ia mengizinkanku dengan syarat aku harus kembali lagi sore ini. Jika aku tak menepati janjiku, ia akan membunuhku dan seluruh anakku,” jelas Ele dengan mata berkaca-kaca. “Lantas, apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya Keken. “Aku akan menepati janjiku, yaitu menemui harimau. Namun, aku sebenarnya tak sanggup. Karena itulah aku merasa sedih dan ingin menangis,” imbuh Ele menangis. Mendengar cerita Ele membuat Keken dan Binggo geram. “Ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Tak seharusnya harimau itu memangsamu,” ucap Keken. “Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, Ken. Aku hanya bisa menemuinya agar anak-anakku selamat,” ucap Ele. Keken Membantu Ele Setelah berpikir sejenak, akhirnya Keken mendapatkan ide untuk membantu Ele. “Aha! Akhirnya aku mendapatkan ide untuk membantumu, El,” seru Keken. “Benarkah? Bagaimana caranya, Ken?” tanya Ele. “Sekarang, kau hanya perlu berbaring di pinggir jalan ini. Lalu, aku akan menaikimu,” kata Keken. Ele menuruti perkataan Keken tanpa ragu dan membantah. Ia hanya ingin selamat dari serangan si harimau sehingga bisa berkumpul lagi dengan anak-anaknya. Setelah Ele berbaring, segeralah Keken turun dari punggung Binggo dan menaiki punggung Ele. “Kau harus berpura-pura telah mati, El. Aku akan berakting memakan dagingmu saat harimau datang,” ucap Keken. “Baiklah, Ken. Aku akan diam saja dan pura-pura mati,” ucap Ele. Tak lama kemudian, benar saja, harimau bernama Gerry itu mencari-cari si gajah. Ia sudah sangat lapar dan ingin segera menyantap daging Ele yang teramat besar. Lalu, Gerry melihat Keken sedang menjilati daging Ele. Ia berpikir kelinci itu sedang memakan mangsanya. “Hei, Kelinci bodoh! Gajah itu milikku, kenapa kamu memakannya!” teriak Gerry marah. Keken tak langsung menjawab. Ia justru memandangi harimau itu dengan tatapan penuh amarah. Mengelabui Harimau Harimau geram melihat tatapan hewan kecil itu penuh amarah. “Berani-beraninya kau menatapku seperti itu! Cepat menyingkir dari gajah itu! Ia milikku!” ucap Gerry dengan lantang. “Hahaha, bisa-bisanya kau berkata seperti itu! Akulah yang pertama mendapatkan gajah besar ini! Artinya, dia milikku! Bukan milikmu!” ujar Keken tegas. Gerry merasa heran mendengar kata-kata Keken. Biasanya hewan kecil takut dengan dirinya. Tapi, kelinci itu justru melawan dirinya. “Kalau memang ia milikmu, jelaskan padaku, bagaimana kau membunuhnya? Hah? Aku yakin kau tak bisa menjawabnya. Lagi pula, mana bisa hewan kecil sepertimu menghabiskan daging gajah sebesar itu? Hahaha,” ujar Gerry. “Hahaha, kau pikir aku kelinci yang lemah? Dengan satu gigitan saja, aku bisa membunuh binatang sebesar ini. Jika aku dapat membunuh hewan sebesar ini, aku pun bisa dengan mudah membunuh hewan sepertimu,” ucap Keken dengan sangat berani. Gerry hanya bisa diam saja. Ia tak percaya dengan perkataan Keken. Di sisi lain, ia juga merasa khawatir bila ucapan kelinci itu benar adanya. “Kali ini, aku masih memberimu kesempatan. Gajah ini cukup membuatku kenyang. Aku tak butuh dagingmu. Karena itu, segeralah pergi dari sini sebelum aku kehilangan kesabaran,” ucap Keken dengan nada tegas. “Ga… gajah ini milikku! Kamu tak seharusnya memakannya!” kata Gerry dengan sedikit gugup. Ia mulai merasa takut. Tapi, ia tetap ingin merebut gajah itu. Harimau Ketakutan “Wah! Berani sekali kau menantangku. Apakah kau tak percaya dengan ucapanku? Aku bisa saja membunuhmu sekarang,” ucap Keken marah. Tiba-tiba, Keken melompat turun dari Ele. Ia lalu dengan berani mendekati Gerry. Dengan tatapan penuh amarahnya, Keken menggeram pada Gerry. Harimau itu sangat ketakutan, ia lalu berlari dengan sangat cepat untuk menyelamatkan diri. Pada akhirnya, Ele berhasil selamat dari serangan harimau. “Terimakasih, Ken! Berkatmu aku bisa selamat,” ucap Ele. “Ah, tidak perlu sungkan. Aku hanya sedikit menakuti harimau itu. Tak seharusnya ia memangsa binatang lain,” ucap Keken. Berkat Keken, Ele pun kembali berkumpul dengan anak-anaknya yang sedang bersedih. Ia lalu menceritakan kisah si Keken dalam menyelamatkan dirinya. Pada akhrinya, Keken dan Binggo melanjutkan perjalanan mereka. Jika ada yang membutuhkan pertolongan, mereka tak segan-segan membantu. Karena itulah banyak orang yang sangat menyayangi Keken dan Binggo. Baca juga Cerita Dongeng Kakek Pemekar Bunga dari Jepang Beserta Ulasan Menariknya, Kisah Pengingat untuk Selalu Berbuat Baik dengan Ketulusan Unsur Intrinsik Usai membaca ceirta fabel Kelinci dan Gajah di atas, yuk, ulik dulu unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya; 1. Tema Inti atau tema dari cerita fabel panjang ini adalah tentang kerjasama dan saling membantu. Seekor kelinci yang kesulitan berjalan dan seekor kambing yang buta saling bekerjasama dan saling melengkapi satu sama lain. Selain itu, cerita fabel ini juga mengisahkan tentang seekor kambing dan kelinci yang berusaha menolong gajah yang akan menjadi mangsa harimau. Beruntung kelinci cukup cerdas sehingga ia berhasil menolong si gajah. 2. Tokoh dan Perwatakan Sumber Mom Junction Dongeng panjang tentang hewan ini memiliki beberapa tokoh utama protagonis. Mereka adalah seekor kambing, kelinci, dan gajah. Kelinci alias Keken adalah hewan yang cerdas, bijak, dan suka menolong. Dalam cerita fabel ini, si kelinci menolong kambing buta dan gajah yang hendak menjadi mangsa seekor harimau. Kambing adalah sosok yang bijak dan juga baik. Ia mau menolong si kelinci yang kakinya sedang terluka sehingga tak bisa berjalan. Sedangkan gajah adalah sosok yang rela berkorban. Tak ingin anaknya terluka, ia siap menjadi santapan seekor binatang buas. Tokoh antagonis dalam cerita fabel Gajah dan Kelinci ini siapa lagi kalau bukan harimau. Ia sangatlah bodoh dan penakut sehingga Keken dengan mudah membohonginya. 3. Latar Ada beberapa latar tempat yang digunakan cerita fabel ini. Latar tempat utamanya adalah di hutan belantara. Secara spesifik, dongeng ini terjadi di tepi danau dan tepi jalan. Baca juga Kisah Mulan dari Tiongkok beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng Seorang Perempuan Tangguh yang Menyamar Menjadi Prajurit 4. Alur Cerita Fabel Gajah dan Kelinci Alur dongeng ini adalah maju alias progresif. Cerita bermula dari seekor kelinci bernama Keken yang tak bisa mengambil air di tepi sungai karena kakinya yang sakit. Saat hendak mencari pertolongan, ia bertemu dengan seekor kambing buta bernama Binggo yang terkapar lemas. Rupanya, Binggo merasa sangat haus. Tapi, ia tak tahu di mana lokasi sungai. Karena itu, Keken memutuskan tuk membantu Binggo dengan mengarahkan lokasi sungai. Lalu, Keken meminta Binggo untuk bekerjasama. Ia siap menjadi navigator buat Binggo. Sebab, Keken juga butuh kaki untuk berjalan. Binggo pun sepakat untuk bekerjasama dengan Keken. Sejak saat itu, mereka pun ke mana-mana bersama dan menjadi sahabat. Saat sedang berjalan-jalan, mereka bertemu dengan gajah bernama Ele yang menangis. Ternyata ia hendak menyerahkan diri sebagai mangsa harimau benrama Gerry. Untung saja Keken punya ide untuk menolong Ele. Keken lalu meminta Ele pura-pura mati. Ia lalu berakting sedang memakan daging Ele dihadapan Gerry. Setelah perebutan sengit, pada akhirnya Gerry takut dengan Keken. Ia merasa si Keken bisa saja membunuhnya. Karena itu, Gerry lari terbirit-birit menyalamatkan diri. Akhirnya, Ele pun selamat. 5. Pesan Moral Kamu mungkin penasaran dengan pesan moral dari cerita fabel panjang tentang Gajah dan Kelinci ini. Amanat utamanya adalah hidup harus saling tolong menolong. Meski mengisahkan tentang hewan, pesan moralnya relatable dengan kehidupan manusia. Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, kita sudah seharusnya hidup saling menolong satu sama lain. Jika ada teman, kerabat, atau siapa pun yang membutuhkan pertolongan, berilah bantuan semampumu dan berikan dengan ikhlas. Sebab, di kemudian hari, saat kamu butuh bantuan, Tuhan pasti membantumu lewat peratara manusia. Pesan moral lainnya adalah jangan merasa terpuruk dengan kekuranganmu. Tuhan memang tak menciptakan manusia dengan sempurna. Semua pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karena itu, janganlah kamu merasa sedih dan malu dengan kekuranganmu. Selain unsur intrinsik, cerita dongeng ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral. Baca juga Cerita Dongeng The Jungle Book dan Ulasan Menariknya, Kisah Petualangan Bocah yang Dibesarkan Serigala di Hutan Rimba Fakta Menarik Masih butuh informasi lainnya seputar cerita fabel Gajah dan Kelinci ini? Nah, baca dulu fakta menarik yang telah kami paparkan berikut ini; 1. Ada Versi Lain Sumber Storieo Sama seperti dongeng pada umumnya, cerita fabel Gajah dan Kelinci ini juga memiliki beberapa versi. Di India, ada cerita fabel Gajah dan Kelinci yang cukup populer. Dongeng itu mengisahkan tentang sebuah danau yang mengalami kekeringan karena hujan tak kunjung turun. Beberapa hewan mati kehausan. Lalu, sekelompok gajah mengadu pada raja mereka, Chaturdanta. Raja lalu memerintahkan beberapa pasukan untuk mencari danau lain yang masih memiliki air. Mereka berhasil menemukan danau yang airnya tak mungkin surut meski hujan tak kunjung datang. Chaturdanta lalu meminta seluruh pasukan untuk berbondong-bondong menuju danau itu. Dalam perjalanan, mereka tanpa sengaja menginjak dan membunuh ribuan kelinci. Raja Kelinci merasa geram. Ia lalu memerintahkan seekor kelinci untuk memberi pelajaran pada para gajah itu. Raja ingin mereka meminta maaf pada kelinci. Si kelinci cerdas itu lalu mendapatkan ide. Ia berdiri di sebuah pohon tempat para gajah beristirahat dan berpura-pura menjadi perantara Dewa Bulan. Kemudian, ia mengatakan bahwa Dewa Bulan murka karena para gajah membunuh para kelinci. Lalu, Chaturdanta mengatakan bahwa ia dan pasukannya tak sengaja menginjak kawanan kelinci. Kelinci yang mengaku perantara Dewa Bulan mengatakan itu mengatakan bahwa Dewa Bulan sangat menyayangi para kelinci sehingga para gajah harus meminta maaf. Chaturdanta merasa takut. Lalu, ia pun mengunjungi Raja Kelinci dan meminta maaf atas kejadian itu. Ia berjanji tak akan mengusik ketenangan para kelinci lagi. Baca juga Kisah Tukang Sepatu dan Liliput Beserta Ulasan Lengkapnya, Dongeng yang Mengajarkan Tentang Kebaikan dan Ketulusan Hati dalam Menolong Orang Lain Sudah Puas dengan Cerita Fabel Gajah dan Kelinci di Atas? Demikianlah cerita fabel tentang Gajah dan Kelinci beserta ulasan lengkapnya seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dengan kisahnya? Kalau suka, jangan ragu tuk membagikan kisahnya ke teman-temanmu. Buat yang butuh cerita dongeng lainnya, lansung saja kunjungi kanal Ruang Pena. Ada cerita dongeng Kelinci dan Kura-Kura, Semut dan Merpati, serta Pangeran Ikan. Selain dongeng, ada pula cerita rakyat Nusantara yang kisahnya cukup menarik. Beberapa di antaranya adalah legenda Datu Pujung, asal usul Salatiga, legenda Batu Menangis, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Iamembangun negaranya menjadi besar dan kuat, laksana gajah. Gelar Patih kerajaan dan para panglima perang juga memakai nama serba gajah, yaitu : Patih Watu Gajah, panglima perang Gajah Oya dan Liman Benawi (liman = gajah). Yang aneh lagi adalah penasehat raja wujudnya gajah, bernama Gajah Antisura.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Kisah Gajah Yang Baik Hati, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita. Suatu hari ada seekor Gajah. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Belalainya sangat panjang dan kuat. Sepasang gading yang besar dan kokoh. Gajah itu sangat baik hati. Ia selalu memberikan makanan kepada binatang-binatang yang kelaparan. Dan ia pun selalu memberikan pertolongan kepada mereka yang kesusahan. Baik binatang yang besar maupun binatang kecil seperti tikus dan semut. Pada suatu hari. Gajah mengadakan perjalanan jauh, ia berkeliling hutan dan bertemu dengan Harimau yang sedang kesakitan. Karena terkena pohon yang yang jatuh. ’Aduhhhh.... Gajah… gajah…., tolong aku!’’ kata Harimau menahan rasa sakit. Mendengar teriakan Harimau. Gajah itu langsung mengangkat pohon yang menghimpit tubuh Harimau dengan belalainya. ’Terima kasih kawan!’’ ucap Harimau ’Seandainya kamu tidak segera datang menolongku, mungkin aku sudah mati karena tertindih pohon yang sangat besar. Sekali lagi terima kasih Gajah.’’ ’Kamu harus bersyukur karna masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan.’’ Kata Gajah. ’Ya kamu benar Gajah. Rasanya tidak mungki ada binatang lain yang sanggup menolongku untuk mengangkat pohon sebesar itu. Selain kau.’’ ’Sudahlah kita hidup harus saling tolong menolong.’’ Meskipun Gajah memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh binatang lain tetapi Gajah tetap rendah hati. Tidak menyombongkan diri. Gajah pun pergi meneruskan perjalanannya. Tidak jauh dari tempat Harimau. Gajah bertemu seekor Kancil yang sedang asyik menikmati mentimun di kebun Pak Tani. ’Perutku sekarang sudah kenyang. Aku harus segera mencari air untuk minum.’’ Si Kancil segera meninggalkan kebun itu. Ia berjalan kearah sungai untuk minum. Setelah berjalan sampai disungai, ia tidak mendapatkan air sedikitpun. Air sungai kering sehingga tidak ada air yang dapat ia minum untuk membasahi tenggorokannya yang mulai kering. Kancil berkeliling hutan untuk mencari air minum. Kancil merasa kecewa karena pada saat tiba di pinggir rawa dan tepi danau tidak mendapatkan air sedikitpun. Satu-satunya yang belum ia kunjungi adalah sebuah kolam besar yang berada di tengah hutan.’’Sekarang aku harus segera pergi ke kolam yang besar itu. Mungkin saja disana masih banyak air yang bisa ku minum. Mungkin disana aku mendapatkan air minum yang segar!’’katanya dalam hati. Setelah beberapa saat si Kancil berjalan melewati pohon-pohon jati. Sampailah di kolam itu. ’Ternyata benar dugaanku. Masih ada air di kolam ini’’ gumam si Kancil. Sebenarnya kolam itu sangat kecil dan cukup dalam ketika musim hujan. Tetapi karena musim kemarau air kolam tersebut tinggal separo sehingga terlihat seperti kolam yang besar. Tanpa berpikir panjang si Kancil langsung terjun kedalam kolam. Ia merasa sangat gembira karena mendapatkan air minum. Ia minum dengan sepuas-puasnya. Tenggorokkanya sudah basah dan tenaganya sudah pulih kembali. Badanya kini menjadi segar. Tindakkan Kancil masuk kedalam itu merupakan tindakan yang sangat ceroboh. Ia tidak berpikir bagaimana caranya ia naik ke atas bila sudah berada di dalam kolam tersebut. Beberapa kali Kancil mencoba untuk memanjat tetapi ia tidak bisa sampai ke atas. ’Tolong.’’ Toloooonggggg..!’’ Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta tolong. Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh sang Gajah yang kebetulan sedang berjalan melewati tempat itu. ’Hai, siapa yang ada di kolam itu?’’ “Aku… tolong aku..! jawab si Kancil. “Siapa kau?’’ Tanya Gajah. ’Aku.. si Kancil sahabatmu.’’ ’Kenapa kamu bisa di dalam kolam ini? Dan berteriak meminta tolong.’’ Kancil terdiam sesaat mencari akal agar Gajah mau menolongnya. ’Tolong aku mengangkat ikan ini.’’ “Yang benar kau mendapat ikan?’’ ’Bener..benar ! aku mendapatkan ikan yang sangat besar.’’ ’Tapi bagaimana caranya aku turun kebawah.’’ ’Sebaiknya kamu langsung turun saja kebawah. Sebab jika tidak cepat-cepat ikan ini bisa lepas.!’’ Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika naiknya nanti. ’Cil. Mana ikan yang kau dapatkan ?’’ ’Ada di sepasang kakiku.’’ Kata Kancil. ’Kalau aku menolongmu. Lalu bagaimana caranya aku naik dari kolam ini.?’’ Kini Kancil terdiam. Ia tidak menyangka gajah dapat berpikir sejauh itu. Tidak seperti dirinya, karena kehausan langsung terjun kedalam kolam. Tanpa berpikir akibatbya. ’Kau mau memanfaatkanku ya Cil?’’ kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu sendiri?’’ Tanya Gajah. Kancil hanya terdiam. ’Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran.’’ kata Gajah sambil meninggalkan tempat itu. ’Waduh.. Pak Gajah. Aku mohon tolonggggg….!’’ Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Kancil mulai putus asa. Semakin lama berada di tempat itu Kancil mulai merasa kedinginan. ’Toolongg.. tolongggg.’’ Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya. ’Aduh gawat! Aku benar-benar akan mati kaku di tempat ini.’’ Kancil mulai membayangkan akhir hidupnya ditempat ini. Lalu Kancil berteriak dengan keras.’’ Wahai langit dan bumi! Dan seluruh binatang yang berasa di hutan. Aku bersumpah tidak akan menipu untuk kepentinganku dan keselamatanku sendiri, kecuali……! Ketika Kancil mengucapkan kata kecuali, Kancil sengaja mengecilkan suaranya sehingga hampir tidak terdengar lagi. Tak di sangka ternyata Gajah tiba-tiba muncul di tepi kolam. Ternyata Gajah tidak benar-benar meninggalkan Kancil sendirian dan sengaja menyembunyikan dirinya. Ia penasaran mendengar ucapan kancil yang terakhir. “Kecuali apa?’’ tanya Gajah penasaran. Kancil terkejut mendengar suara Gajah. ’Pak Gajah? Kau kembali lagi?’’ ’Jawab pertanyaanku Cil. Kecuali apa?’’ ’Hmm. Kecuali terpaksa untuk menyelamatkan diri. Karena aku hewan kecil yang serimg terancam oleh Harimau, Singa, Srigala, dan binatang lainnya yang jahat.’’ ’Oh begitu..?’’ sahut Pak Gajah. ’Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan perbuatan yang merugikan binatang lain?’’ ’Benar Pak Gajah.’’ ’Betul?’’ Betul Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ ’Baiklah sekarang aku akan menolonhmu Cil.’’ Kata Gajah. Gajah menjulurkan belalainya yang sangat panjang untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas. Begitu sampai di atas Kancil berkata. ’Terima kasih Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini.’’ Sejak itu Kancil menjadi binatang yang baik. Ia tidak lagi berbuat iseng seperti dulu yang pernah ia lakukan pada beruang dan binatang-binatang yang lainya Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik Cerita Dongeng yaitu meliputi Tema Cerita Dongeng, Amanat/Pesan Moral Cerita Dongeng, Alur Cerita/Plot Cerita Dongeng, Perwatakan/Penokohan Cerita Dongeng, Latar/Setting Cerita Dongeng, serta Sudut pandang Cerita Dongeng. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita atau Dongeng.
Daribanyaknya jenis dongeng, dongeng fabel yang mengisahkan berbagai cerita sekumpulan hewan menjadi salah satu yang menarik untuk dibacakan. Misalnya saja kisah seekor gajah yang baik hati dan
Belalangmenghentikan pekerjaannya sesaat lalu mengatakan, "gajah, kalau berlindung di bawah naunganmu, mungkin kami akan terlindungi dari hujan, tapi bagaimana jika ada banjir..? lagi pula, kami ini selalu mencari tempat tinggal yang kering dan jauh dari jangkauan banjir atau pun hujan". Gajah hanya mengangguk paham dengan penjelasan belalang.
. 9aeddsj4gi.pages.dev/1589aeddsj4gi.pages.dev/3869aeddsj4gi.pages.dev/629aeddsj4gi.pages.dev/7759aeddsj4gi.pages.dev/6699aeddsj4gi.pages.dev/2699aeddsj4gi.pages.dev/1259aeddsj4gi.pages.dev/9939aeddsj4gi.pages.dev/3059aeddsj4gi.pages.dev/3169aeddsj4gi.pages.dev/9479aeddsj4gi.pages.dev/4169aeddsj4gi.pages.dev/5789aeddsj4gi.pages.dev/1249aeddsj4gi.pages.dev/339
cerita gajah yang baik hati