Abuya Uci Turtusi menceritakan tentang seorang Waliyullah asal Banten yaitu Syekh Maulana Mansyur Cikadueun. Show more Show more
Sejak Sultan Haji diganti oleh penerusnya, Kesultanan Banten mengalami keruntuhan pada awal abad XIX. Ada yang menarik dalam pembahasan bab ini yakni tentang keberadaan Sultan Haji. Ditulis dalam buku ini tentang konflik antara Sultan Agung Tirtayasa dengan anaknya Sultan Haji.
PDF | On May 31, 2018, Saeful Fachri published Objek Wisata Religi: Potensi dan Dampak Sosial-Ekonomi bagi Masyarakat Lokal (Studi Kasus Pada Makam Syekh Mansyur Cikadueun, Pandeglang) | Find
Pada suatu hari Syekh Maulana Mansyur menyebarkan syariah agama islam di daerah selatan ke pesisir laut, di dalam perjalanannya di tengah hutan Pakuwon Mantiung Sultan Maulana Mansyuruddin beristirahat di bawah pohon waru sambil bersandar bersama khodamnya Ki Jemah, tiba-tiba pohon tersebut menjongkok seperti seorang manusia yang menghormati Sejarah Syeh Maulana Mansyur. Syech Maulana Mansyurudin kasohor nami Abu Nashr, Abdul Qohar, sareng Sultan Haji, anjeuna putra Sultan Agung Tirtayasa Abdul Fattah. Ceuk sakaol nalika taun 1651 M, Sultan Ageng Tirtayasa (Abdul Fattah) liren tina kasultanan, dipasrahkeun ka putrana nyaeta Maulana Mansurudin Sultan katujuh Bagikan berita ini ke: makam syekh mansur. BISNISBANTEN.COM - Bagi para jamaah ziarah dan pecinta wisata religi, Cikadueun bukanlah nama asing. Tempat ini biasanya dikunjungi setelah Banten Lama dan Caringin yang terdapat makam keramat. Di Kampung Cikadueun, Desa Cikadueun, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten ini terdapat makam .